Arsitektur hijau kini jadi hal penting dalam membangun rumah. Khususnya untuk kita yang sadar pentingnya merawat bumi.
Di artikel ini, kita akan mengenal arsitektur hijau yang efisien. Sehingga kita dapat menciptakan rumah yang nyaman, segar, dan tidak merusak bumi tentunya. Penasaran?
Apa itu Arsitektur Hijau?
Dilansir dari penelitian dosen jurusan arsitektur fakultas teknik UNY, Anisa, mengatakan bahwa arsitektur hijau memiliki beberapa definisi yang pas dari para ahli.
Penelitian di tahun 2010 tersebut mengutip perkataan Jimmy Priatman yang menyatakan bahwa arsitektur hijau adalah arsitektur yang berwawasan lingkungan global alami.
Menekankan pada efisiensi energi efisien (energy-efficient), pola berkelanjutan (sustainable), dan pendekatan holistik (holistic approach).
Sedangkan menurut Abimanyu Takdir Alamsyah, arsitektur hijau adalah tema rancangan arsitektural atau produk perwujudan karya arsitektur yang berwawasan lingkungan, peduli terhadap kelestarian alam, mendukung keberlanjutan atau mengutamakan konservasi lingkungan.
Juga mengupayakan efisiensi material maupun penggunaan energi dalam skala lokal atau global, bersifat holistik baik secara ekologis maupun antropologis, dalam konteks arsitektural maupun aspek lain yang berkaitan dengannya.
Perbedaan dengan Green Arsitektur
Setelah tadi kita lihat penjelasan apa itu arsitektur hijau. Lantas apa bedanya dengan green arsitektur atau green architecture yang kadang kala orang suka sebutkan.
Untuk menjawab hal ini kita bisa merujuk pada Vale dan Brenda di tahun 1991 yang mengatakan bahwa green arsitektur adalah arsitektur yang mendepankan 6 prinsip.
Prinsip itu adalah:
- Pemeliharaan Energi
- Pemanfaatan Iklim
- Penghargaan Terhadap Pengguna Bangunan
- Meminimalkan Sumber Daya Baru
- Penghargaan Terhadap Tapak Bangunan
- Holistik
Setelah kita mengetahui definisi dari arsitektur hijau kini saatnya mengetahui bagaimana penerapannya yang benar. Jangan kita hanya paham pengertiannya saja.
Penerapan Arsitektur Hijau
Penerapan arsitektur hijau bisa kita terapkan dengan mudah. Dimulai dari diri sendiri atau rumah milik sendiri.
Selain menguntungkan untuk kelestarian alam, arsitektur hijau juga bermanfaat bagi pemilik rumah itu sendiri.
1. Lokasi
Rumah yang menerapkan arsitektur hijau tidak dibangun pada pinggiran hutan atau di kawasan yang rawan mengalami longsor.
Selain itu menjauhi pinggiran sungai agar tak rawan banjir sekaligus menjaga kebersihan sungai.
2. Transportasi
Rumah dengan konsep arsitektur hijau harus punya akses transportasi umum yang mudah. Sehingga mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
Bila pemakaian kendaraan pribadi berkurang, maka polusi yang berasal dari jalanan pun ikut berkurang.
3. Bahan Bangunan
Pastikan juga kita memakai bahan daur ulang atau bahan yang berkelanjutan selama proses konstruksi berlangsung.
Gunakan bahan batu, logam, tanaman yang bisa dimanfaatkan untuk pembangunan rumah. Namun, pastikan bukan batu langka dan bukan logam yang langka.
Baca Juga: Apa itu Batu Gabion?
4. Kualitas Ruangan
Tak hanya menjaga lingkungan di luar rumah, tetapi juga menjaga kualitas ruangan yang lebih ramah untuk kesehatan dan keamanan.
Seperti melibatkan pada interior sustainable dan ventilasi yang memanfaatkan alam langsung secara alami.
5. Energi yang Efisien
Arsitektur hijau bila diterapkan pada rumah kita berarti harus membuat rumah bisa mendapat energi terbarukan.
Bisa juga mendapat energi dari alam secara langsung. Mulai dari pemakaian solar panel, hingga melubangi bagian atas rumah untuk memanfaatkan cahaya matahari masuk ke rumah.
Kesimpulan
Pada akhirnya arsitektur hijau jadi hal yang perlu diperhatikan. Kita sadar pentingnya menyediakan bangunan untuk jangka panjang. Sehingga rumah jadi tempat yang nyaman, aman, dan tentunya berkesan.
Terkait itu, ada saran yang boleh jadi sangat membantu kita kedepannya. Yaitu cek Mitrabangun.id via website dan media sosial untuk beragam inspirasi bangun rumah dan renovasi yang berkualitas!
Terima kasih telah membaca artikel ini. Semoga rumah yang kita impikan bisa segera terwujud dalam waktu dekat, ya!
